berikut foto - foto kami pada saat kami melakukan kegiatan untuk membantu korban banjir di Desa Buni Bakti, Babelan Bekasi.
Musibah banjir yang melanda Jakarta pada bulan Januari 2014 menggerakan kerinduan kami Komunitas Gerakan Anak Panah untuk membantu para korban di wilayah sekitar Kelapa Gading. Sebagai tindak lanjut, kami mengumpulkan dana dan menginformasikan proyek untuk membantu korban banjir ke sejumlah rekan kami untuk turut serta dalam kegiatan ini. Dari dana yang sudah terkumpul akhirnya kami realisasikan dalam bentuk bahan makanan, pakaian pantas pakai, selimut,dll.
Sabtu, 25 Januari 2014 kami mendatangi kawasan pengungsian korban banjir di sekitar Kelapa Gading, namun kawasan pengungsian tersebut sudah ditutup. Akhirnya melalui HOME (House of Mercy), salah satu rumah belajar di kawasan Cilincing, kami mendapatkan referensi mengenai kawasan yang masih terendam banjir dan jarang mendapatkan bantuan, yaitu di Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.
Seperti ini kondisi tenda pengungsian mereka |
Isi Tenda mereka |
Mereka meninggalkan rumahnya dan membangun gubuk di pinggir jalan raya agar terluput dari bencana banjir. Balita dan anak-anak kecil tidur tanpa selimut dan banyak diantara mereka yang mengalami sakit seperti muntah-muntah, sakit kepala,dll. Pada kesempatan ini, kami membagikan pakaian layak pakai, makanan, selimut dan nasi bungkus.
Jalan sebelum masuk rumah nenek |
Berikut kami lampirkan foto-foto pada saat kami membagikan paket ke rumah-rumah warga.
Keadaan depan rumah nenek pada saat banjir |
Kedatangan kami di Desa Buni Bakti mengantarkan kami pada sebuah rumah mungil berukuran 8,5m x 4m, yang sangat tidak layak untuk dihuni manusia.
Tidak ada perabotan di dalamnya, hanya dipan yang terbuat dari bambu, banjir lumpur, dan bau kotoran ayam yang menyergap begitu kami sampai ke dalam rumah.
Di dalam rumah tersebut hiduplah seorang anak gadis berusia 24tahun, Baiti namanya, yang mengalami disorder mental, yang diasuh oleh neneknya yang buta. Baiti tidur di atas dipan dengan rendaman banjir selutut orang dewasa di dalam rumahnya, dengan ayam-ayam bertenggeran.
Keterbatasan mental Baiti dan kondisi fisik sang nenek yang rabun karena katarak tersebut menghambat mereka untuk bisa bekerja menghasilkan uang. Sehingga keluarga kecil ini hidup atas belas kasihan tetangga di sekitarnya.
Melalui Easter Shelter Project " Lantai untuk Baiti " ini kami kembali tergerak untuk menjadi saluran berkat bagi keluarga kecil tersebut, dengan upaya pengadaan tempat tinggal yang lebih layak agar keluarga kecil ini merasakan bahwa kasih Tuhan ada atas kehidupan mereka.
Kami mengajak kita semua untuk turut memberi dukungan buat keluarga ini agar mereka bisa hidup di dalam sebuah rumah yang pantas untuk dihuni manusia.
No comments:
Post a Comment